Rabu, 04 November 2009

Aktivis Juga Manusia

Romantisme Aktivis
Pagi yang cerah, secerah senyuman Indra yang selalu semangat mengayuh sepeda sederhananya menuju kampus tercinta. Mentaripun tersenyum bahagia mendampingi Indra kembali beraktivitas. Suasana kampus yang kian ramai, tidak sekalipun membuat kaum hawa membiarkan pandangannya berlalu begitu saja, ketika Indra melangkah didepannya. Keaktifan Indra terdengar sampai keseluruh pelosok kampus, tidak heran apabila wajah rupawan dan senyuman ramahnya selalu dirindukan oleh penggemar setianya. Kedatangan Indra bagai hujan dimusim kemarau yangt selalu ditunggu.
Laki-laki kelahiran Yogyakarta ini tidak hanya sibuk dengan aktifitasnya sebagai seorang mahasiswa, tetapi dia juga menghabiskan waktunya disebuah organisasi kepemudaan di kampusnya. Dia tidak bisa tinggal diam membiarkan diri dan hari-harinya berlalu begitu saja, tanpa melakukan aktivitas apapun. Dia selalu berusaha membuat hal baru sehingga hari-harinya penuh warna.
Siang itu mentari sangat tidak bersahabat dengan Indra. Dia menunjukkan lidah panasnya yang seakan membakar bumi dan sebagai penguasa tunggal. Indra merasa semangatya juga ikut terserap oleh sang mentari. Jam yang melingkar dilengannya menunjukkan 13.00 WIB. Indra bergegas menuju masjid untuk shalat dhuhur. Sesaat Indra diingatkan kalau para cacing sudah bernyanyi sejak Tiga jam yang lalu. Indra tersenyum dan segera bergegas menuju kantin untuk mengembalikan semua energi yang mulai habis setelah seharian beraktifitas.
Indra mahasiswa yang selalu aktif dalam kegiatan kampus sehingga menjadikan dia dikenal khalayak kampus. Mahasiswa yang selalu muncul dengan IPK diatas 3,5 ini, selalu membuat khalayak kampus antri untuk menjadi temannya, tidak ketinggalan dengan kaum hawa yang tak habis-habis memujanya.
Awal minggu Indra melakukan tugasnya sebagai ketua organisasi kepemudaan di kampusnya. Wajah ramah dan sikap tegas Indra memikat hati kaum hawa, tak terkecuali Rania gadis berjilbab dengan senyuman manis berhias lesung di pipinya yang menjadikan dia semakin mempesona. Ada sedikit kekaguman di hati Rania, tetapi Rania enggan terlibat dengan virus merah jambu yang bisa membuat semuanya jadi rumit, bahkan berantakan kalau saja Rania tidak bisa mengatasinya. Secepat mungkin Rania mengembalikan pikirannya pada tema yang dibahas tuntas oleh Indra.
Indra yang mudah bergaul dan mempunyai banyak teman, dirinya merasakan ada sesuatu yang aneh saat dia kenal dengan Rania Zulkarnaen, cewek berdarah Jawa-Makasar yang baru beberapa bulan ini menjadi teman sekelasnya. Gadis yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kuliah, sehingga dia jarang terlihat dikegiatan kampus yang lebih banyak menyita waktu. Dia lebih tertarik dengan organisasi kepemudaan yang selalu mengangkat hal-hal baru dan aktual.
Rania bukan hanya menjadi teman sekelas atau rekan organisasi bagi Indra. Akan tetapi, dia juga menjadi rival baginya. Prestasi yang diraih Rania tidak jauh beda dengan Indra. Tiap semester prestasi mereka selau berkejaran seperti gelombang laut.
Wajah manis Rania selalu menggelayuti pikiran Indra, entah karena dia menjadi rival terberatnya atau karena faktor lain. Indra berusaha membuka pikirannya dan menepis jauh-jauh bayangan Rania. Dia kembali melanjutkan kegiatannya dan menghabiskan waktu selama berjam-jam di depan laptop kesayangannya. “tidak dapat dipungkiri kalau seorang aktifis juga manusia”, hatinya berusaha membenarkan perasaannya. Seiring berjalannya waktu, mereka sering dipertemukan baik dalam kelas ataupun di organisasi yang dikenal langsung oleh Indra. Dia tidak ingln hubungan kerjasamanya dengan Rania berantakan hanya karena emosi sesaat. Indra tahu dan yakin kalau semua akan indah pada waktunya. Bersambung..

POJOK UTAMA

Lakukan Secara Profesional
Sebuah Universitas akan dipandang maju, ketika mahasiswa yang dicetak adalah mahasiswa yang cerdas, berperstasi dan berbudi luhur. Namun perlu disadari dan diperhatikan, bahwa banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menunjang tercapainya predikat maju.
Sudah hal yang wajib bagi suatu universitas untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitannya. Baik dari struktur kepegawaian maupun sarana prasarana didalamnya. Keseimbangan jumlah sarana dan prasarana, seperti kelas dan laboratorium menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dan kemajuan universitas.
Namun pada kenyataannya semua hal tersebut tidak diindahkan pihak Rektorat Universitas Muhammadiyah Jember. Semakin tahun, jumlah mahasiswa yang diterima semakin banyak. Amat disayangkan semua hal tersebut tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas, terutama ruang kelas sebagai media pembelajaran.
Pemandangan yang miris, ketika mahasiswa yang semangat untuk kuliah menjadi lesu saat mereka harus menumpang kelas di Fakultas lain. Mahasiswa dari Fakultas Teknik dan FKIP yang sering menumpang kelas di Fakultas FISIPOL.
Hal tersebut ditegaskan, Ibu Endang. Beliau mengatakan sering sekali mahasiswa dari Fakultas lain meminjam kelas di Fakultasnya. Dengan tiga ruang yang ada, menurut beliau menyulitkan pengaturan jadwal . Apalagi Ketua Jurusan Teknik Informasi (TI) menjadwalkan ruang milik fakultas FISIPOL ditempati Jurusan Teknik Informatika, tanpa adanya koordinasi dengan pengajaran Fakultas teknik. Wakil Dekan Fakultas Teknik mengatakan bahwa adanya ketidakberesan mengenai kelas disebabkan oleh pengajaran yang tidak professional dan lalainya kinerja karyawan Fakultas Teknik.
“Hal ini tidak hanya terjadi saat ini pak, tapi sejak tahun ajaran 2008\2009 memang tidak tertata”? ucap arif Reporter POJMA.
“ ya, seperti yang saya bilang tadi, ini disebabkan karena Karyawan yang tidak professional dan lalai padahal saya sudah menyuruhnya untuk menggantinya sejak 2 bulan yang lalu dan juga jadwal Ujian Tengah Semester (UTS) belum keluar ” ucap Wakil Dekan.
Peminjaman ruangan ini menimbulkan ketidaknyamanan baik dari pihak pengajaran maupun mahasiswanya sendiri. Fasilitas kelas banyak yang hilang, ramai , gaduh, tutur Lutfi mahasiswa Fakultas FISIPOL.
Dengan jumlah mahasiswa yang semakin meningkat, diharapkan adanya perhatian dari pihak Rektorat untuk menyelesaikan masalah itu. Perlu penambahan ruang kelas dan kelengkapan fasilitas lain, untuk menunjang keberhasilan proses perkuliahan.(Karin/RIF)

POJOK KAMPUS

Tumbuhkan Cinta Budaya Indonesia
Oleh :KARIN dan ARIF RAHMAN HAKIM

Budaya merupakan warisan yang harus kita jaga sebagai indentitas sebuah bangasa. Budaya adalah hasil karya cipta manusia yang berhubungan erat dengan sejarah. Budaya tercipta karena adanya sejarah yang melibatkan manusia dari segala ranah. Seni, Sastra, Politik, Sosial, Teknologi, Filsafat dan yang mengatakan Agama juga termasuk budaya. Sangatlah berharga sekali budaya kita sehingga kita wajib menjaganya agar budaya kita tidak terkikis oleh waktu yang bisa menghilangkan budaya yang kita bentuk selama berabad-abad.
Banyak upaya yang dilakukan oleh pemuda terutama mahasiswa dari seminar sampai dalam tataran implementatifnya. Itulah yang dilakukan Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) Teater Oxygen. Sabtu (31/10), UKM Teater mengadakan seminar yang bertema “ Menumbuhkan Rasa Cinta Budaya Melalui Teater ” digedung Akademi Parawisata. Acara yang dihadiri Budayawan nasional Embi C Nur mengundang wartawan Radar Jember hadir dalam acara seminar Budaya. Budayawan yang lahir di Cirebon, 17 Juli 1955, mengatakan bahwa dengan adanya seminar budaya, seni dalam berteater ini sudah upaya menjaga dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya. Saat ditanya pendapatnya mengenai budaya di Indonesia oleh Karin, Reporter POJMA. Dia berpendapat bahwa Indonesia masih konsep budaya politik.
“Nah berbeda dengan tahun 1928, banyak yang mengatakan bahwa tahun 28 merupakan berakhirnya seni budaya. Tapi saya bisa menjamin bahwa setelah itu tidak akan pernah mati seni berbudaya karena setelah generasi berikutnya akan lebih menekankan pada nilai komersil”, Paparnya.
Memang budaya Indonesia sudah mulai terkikis oleh masa, hal ini disebabkan meledaknya populasi masyarakan Indonesia karena akan menimbulkan perubahan dari segi kebiasaan karena besarnya populasi akan membentuk kebiasaan baru yang akan mengkikis budaya lama. Dan teknologi juga mempengaruhi yang akan melahirkan konsep-konsep politik.
Itulah yang terjadi dengan budaya kita Indonesia. Maka sebagai generasi muda yang intelek, kita harus menjaga dan mengimplementasikan dalam bentuk perlawan seperti forum diskusi, teater dan kelompok-kelompok mahasiswa. Rasa cinta dengan mengatakan pemahaman dan kekuatan dengan apresiasi budaya dalam bentuk yang lebih nyata.
“Mari kita sama-sama membangun budaya Indonesia, jangan jadikan Indonesia budaya politik” itulah pesan kepada semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah jember agar kita menjaga budayanya.
Maka kita lebih semangat lagi untuk mengupayakan acara-acara seperti ini, acara yang dilakukan oleh UKM Teater merupakan upaya bentuk kepedulian terhadap budaya. Acara yang menghabiskan dana 750.000 rupiah dan persiapan yang minim yaitu 2 hari tidak membuat Dwi Irawan sebagai ketua panitia berkecil hati. ”Meskipun waktu yang minin tapi kita masih bisa melaksanakanya cukup baik” paparnya.